KM Bali 1- Wa’a Co’I atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan Pengantaran mahar merupakan salah satu syarat sahnya sebuah ikatan pernikahan. Bagi masyarakat Dompu yang memiliki adat serta budaya yang khas, tradisi Wa’a Co’I ini sudah dipoles sedemikian rupa sehingga membentuk suatu identitas baru bagi masyarakat Dompu sendiri. Namun, tentu saja tetap menjunjung tinggi nilai-nilai ibadah yang telah disyariatkan oleh Nabi besar Muahammad Sallallahu Alaihi Wasallam.
Semua tamu undangan serta keluarga dari pihak mempelai pria datang berombongan hingga memenuhi ruas jalan raya. Kedatangan rombongan mempelai pria ini tentu saja untuk mengantarkan mahar untuk mempelai wanita sebesar yang telah disepakati bersama oleh keluarga masing-masing.
Namun ada yang cukup menarik dari ritual pengantaran mahar ini. Para rombongan dari pihak mempelai pria berjalan kaki dan pada baris paling depan terdapat beberapa orang yang sedang memainkan alat music Rebana. Tidak hanya itu, pada barisan itu terdapat ibu-ibu juga bapak-bapak yang juga menari sambil melagukan salawat kepada Sang Nabi.
Hal ini dilakukan hingga rombongan tersebut sampai ke tempat pertemuan yang sudah disiapkan oleh keluarga mempelai Wanita. Namun sebelum memasuki tempat atau baruga yang sudah disiapkan keluarga mempelai wanita, terlebih dahulu rombongan yang datang tersebut akan di taburi dengan beras yang berwarna kuning atau masyarakat setempat menyebutnya “Bongi Monca”.
Setelah keluarga mempelai laki-laki memasuki tempat pertemuan yang sudah disediakan, maka tahap lanjut dari acara pengantaran maharpun dimulai, seperti sambutan keluarga mempelai wanita, proses serah terima mahar, dan juga biasanya dilanjutkan dengan proses Akad nikah.
Pengalaman seru ini kami peroleh saat menyusuri jalan poros selatan menuju pantai lakey.[ozyra/Wo2]

Posting Komentar

 
Top