KM Bali1-Siapa yang tidak kenal dengan Benhur. Alat angkut tidak bermotor khas masyarakat Dompu ini setiap hari masih banyak terlihat lalu lalang terutama dipasar induk tradisional bagian bawah Dompu. Walaupun demikian, jumlah alat angutan yang memanfaatkan tenaga kuda ini semakin menurun populasinya. Saat ini marak anggutan lain yang lebih cepat dengan efesian.

Dampaknya banyak juga warga Bali Satu yang memanfaatkan sepeda motornya untuk mencari nafkah. Ada juga beberapa kusir benhur yang juga beralih profesi menjadi tukan ojek. ‘’dengan adanya pengojek,  penumpang yang naik bendur jadi sedikit berkurang ,’’ kata salah satu kusir benhur Abdil Azis warga Bali Satu. dia sehari-hari biasanya mankal di Pasar bawah dan Cabang Sawete yakni kawasan terminal bayangan untuk bus antar kota di Kelurahan Bali. Namun pekerjaan ini diakuinya sudah sejak puluhan tahun ditekuninya.

Selain sebagai kusir Abdil Ajis  juga adalah tukang ojek. diakuinya sekarang masyarakat dengan gampanya memperoleh sepeda motor. Banyak rekan-rekan sesama kusir beralih profesi jadi tukan ojek.’’mungkin itulah yang menjadi penyebab benhur berkurang’’, terangnya sambil tersemyum.  Azis juga telah mengakui pendapatannya berkurang. Dulu dia bisa dapat penghasilan Rp 40.000,- per hari, “tapi sekarang maksimal saya hanya mendapat Rp 20 ribu perhari , jumlah ini belum di kurangi dengan biaya pembelian rumput 10 ribu Cuma masuk dalam kantong Rp 10 ribu saja”, jelasnya.

Namun keadaannya ini di persulit jika oleh musim kemarau. “rumput itu sulit kita dapat saat musim kering. kalau ada waktu kadang-kadang saya menyabit sendiri rumput untuk pakan kuda” terangnya. Tetapi Azis yakin masih dapat eksis. Menurutnya alat angkutan seperti benhur menpunyai nilai lebih utama pada kapasitas dan pada jumlah barang yang diangkut. Azis memiliki banyak langganan sehari-hari yang memanfaatkan jasa ngkutannya.[SIOL]

Posting Komentar

 
Top