Seputar NTB, Dompu-Upaya peningkatan kapasitas serta pendapatan para Petani Kabupaten Dompu terus dilakukan oleh Pemkab saat ini. Disamping menggalakkan program unggulan dibidang tanaman pangan seperti Jagung yang dinilai telah sukses meningkatkan taraf pendapatan para Petani selama 4 tahun terakhir, Pemkab Dompu kini juga berupaya untuk menumbuhkan embrio kesadaran dan peluang para petani untuk meningkatkan pendapatan dan pengetahuannya dibidang Holtikultura melalui Dinas Pertanian Dompu.
Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Dompu Ir. Suprapto memaparkan secara gamblang 4 program unggulan yang akan dilakukan pihaknya pada tahun 2015 ini. “kegiatan ini juga mendukung kegiatan pemerintah yakni Tambora Menyapa Dunia”, ungkap Suprapto.
Keempat program unggulan dinas Pertanian Bidang Holtikultra ini jelas Suprapto, lebih banyak difokuskan revolusi mental para petani yakni dengan melakukan upaya peningkatan kualitas sumber daya petani Dompu sehingga dapat lebih menembangkan usaha pertaniannya tidak hanya pada tanaman pangan saja.
“Program unggulan pertama kami ditahun ini adalah pembuatan kebun contoh yang luasnya sekitar 1,5 Hektar”, paparnya. Dalam program tersebut pihaknya akan merintis sebuah perkebunan Ideal. Rencananya menurut Suprapto perintisan kebun ideal sebagai percontohan tersebut akan dibuka di Desa Tambora Kecamatan Pekat. “Kebun percontohan ini diharapkan dapat ditiru oleh masyarakat Desa setempat dan memotivasi warga bahwa dengan berkebun yang baik akan memberikan keuntungan yang baik pula”, tutur Kabid Holtikultura yang akrab disapa Pak Toto ini. Di dalam kebun tersebut tambahnya, akan disediakan tanaman buah-buahan seperti Durian, Rambutan, Sawo, serta didukung pula oleh sarana produksi lain seperti Pupuk kandang dan Pupuk Kompos.
“Pada program Kedua kami bermaksud menjawab animo masyarakat terhadap tanaman Jahe”, alasan ini bukan mengada-ngada, setidaknya ada sekitar 50 proposal warga yang tergabung dalam kelompok tani pertahun meminta pihaknya untuk memprogramkan suatu kegiatan yang berkaitan dengan tanaman Jahe. Namun pihaknya belum merencanakan secara spesifik jenis jahe yang akan ditanam pada program ini. ”Kami sudah menetapkan lokasi potensial untuk program penanaman Jahe yakni di Kecamatan Pekat dengan luas arel direcanakan 2 Hektar”, Jelas Suprapto.
Ditetapkannya Kecamatan Pekat sebagai lokasi penanaman jahe karena pihaknya menilai Pekat memiliki lahan potensial untuk tanaman Sokulen tersebut. Tanaman jahe menurut penjelasan Suprapto akan dapat tumbuh dengan baik apabila ditanam di sela-sela tanaman lain sebagai pelindungnya seperti disela tanaman Kopi dan Jambu Mente. Hal ini didukung pula karena lahan di kecamatan pekat merupakan lahan yang berasal dari debu fulkanik letusan Gunung Tambora.
Program Unggulan Ketiga adalah Program pembibitan. Kegiatan ini dinilai lebih efektif dalam memanfaatkan anggaran biaya yang terbatas dari pada membeli langsung bibit dari para penyedia bibit baik dari dalam maupun luar daerah. ”Dengan membeli bibit, kita hanya dapat membantu para petani sekitar 1-2 hektar saja. Sedangkan apabila kita melakukan pembibitan sendiri untuk tanaman holtikultura ini, kita kan mampu menyediakan bibit hingga ribuan bibit dari berbagai jenis tanaman holtikultura terutama Buah-buahan”, jelas Suprapto.
Kemudian program unggulan terakhir yang direncanakan akan menghabiskan sekitar 200 Juta rupiah dari total keseluruhan anggran Bidang Holtikultura adalah program pelatihan peningkatan kapasitas SDM bagi para petani. Jenis pelatihan yang sudah diprogramkan yakni Pelatihan penanaman Bawang Merah, pelatihan tanaman Melon, Semangka, Jahe dan pelatihan pertanian tanaman sayur-mayur.
“Peserta pelatihan yang akan diikutsertakan adalah para petani yang berasal dari daerah-daerah potensial bagi tanaman-tanaman tersebut”, jelas Suprapto.[Oz]

Posting Komentar

 
Top