KM Bali 1, Woja-Areal perladangan warga yang terletak di Kelurahan simpasai jalan lintas Desa Saneo atau tepatnya di perbatasan antara Kelurahan Simpasai dan desa serakapi, memiliki lokasi yang diniali sangat strategis karena dekat dengan mata air Mada Lemba.
Hanya saja, kendalanya belum ada pengembangan jaringan irigasi di areal tersebut. Menurut para petani ladang setempat, kontur tanah di lahan tersebut sangat cocok untuk ditanami sayur-mayur dan tanaman Cabai. Hal ini, bisa di lihat dari kondisi tanah yang subur mudah di garap.
Misalnya pak haerudin, ia mempunyai lahan seluas dua hektar, ia punya niat menanam sayur-sayuran di lahanya tersebut. Namun niatnya itu belum terwujud. Saat ini pak Haeruddin sedang berupaya mencari solusi dengan mencari modal untuk membel mesin pompa air. "Nanam cabai harus menyediakan air yang cukup buat nyiram di musim kemarau", katanya.
Rencananya, hasil jagung yang ditanamnya saat ini akan dia jual dan uangnya akan dipergunakan untuk membeli mesin pompa air yang ia cita-citakan.
Selama ini, tutur Haeruddin Lahan miliknya yang seluas 2 hektar, pada saat musim kemarau tidak bisa di tanami apapun karena kekurangan pasokan air. Padahal lahan miliknya itu serta lahan lain disekitar lokasinya berdekatan dengan sumber mata air.
"Kalau masuk kemarau lahan disini di biarkan begitu saja Ndak bisa ditanami apa-apa. Nanti tunggu musim hujan baru kembali nanam", kata Haeruddin.
Haeruddin menyayangkan apabila tanah yang begitu subur tidak di manfaatkan secara maksimal hanya karena tidak ada irigasinya.
Selain itu, ada juga teman pak Haerudin yang ada di sekitar lahannya. Keadaannya sama dengan Haerudin. Tanahnya cuma bisa digarap sekali dalam setahun. Padahal kalau ada jaringan irigasi lahannya bisa di manfaatkan tiga kali panen dalam setahun. "ini semua tergantung kerja keras dan kebersamaan setiap kelompok tani so mada lemba", ungkap Haeruddin yang juga dibenarkan oleh anggota kelompok tani lainya.
Kelompok Tani So Mada Lemba saat di wawancarai oleh Koran Kampung Media Dompu (19/11/2017), mengharapkan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah untuk mewujudkan mimpi mereka bersama yakni dibangunnya saluran irigasi yang memadai. Demikian kata Pak Ahmad yang juga adalah anggota kelompok tani So Mada Lemba.
Kepada Media ini, Haeruddin kembali menambahkan bahwa pihaknya sudah pernah mengajukan proposal usulan agar di Lahan tersebut dapat di bangun saluran irigasinya oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian Bidang Holtikultura. Namun hingga saat ini lanjut Haeruddin, usulan tersebut belum direspon oleh pihak terkait.
"Kemudian, pak jagung hanya bisa nanam jagung yang tergantung kepada cuaca disaat musim hujan turun. Luas lahan yang bisa kami manfaatkan hanya satu kali panen dalam setahun setelah itu tunggu lagi musim hujan turun baru kami beraktivitas kembali. Padahal kalau seandainya ada irigasi kami bisa mencapai tiga kali panen dalam setahun sehingga penghasilan kelompok tani termasuk pak haerudin bisa meningkatkan pendapatan para anggota kelompok tani", ujarnya.(AS)
Posting Komentar