KM Bali 1, Pajo - Desa Ranggo saat ini sudah menjelma sebagai potret Desa Bersih dan Sehat. Hal ini terlihat, adanya aktivitas warga setempat yg secara alami telah memiliki kesadaran dalam memelihara kebersihan dan kesehataningkungan disekitar tempat tinggalnya masing-masing.
Warga Desa ranggo secara mandiri telah memiliki kesadaran tentang bagaimana cara mengolah sampah rumah tangga masing-masing. Hal ini terlihat dari disediakannya Dua kantongan sampah yang berbeda di depan rumah para warga. "oh, kalau yang ini untuk sampah seperti daun, sayur atau ikan sisa makanan mas. Nah kalu yang ini tempat untuk sampah plastik, gelas airminum atau bisa dibilang unorganik", jelas salah seorang ibu rumah tangga.
Kesadaran seperti ini tentunya tidak muncul begitu saja dalam diri warga Desa Ranggo. Keberhasilan Desa Ranggo dalam menyadarkan warga akan pentingnya kebersihan dan pengolahan sampah lingkungan tidak terlepas dari kegigihan seorang Kades Perempuan Bernama Siti Sumarni. Selain sebagai Kades Ranggo Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu, Siti Sumarni Juga belakangan dikenal sebagai Pelopor penerapan Sistem Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desanya.
Dengan kesabaran dan ketekunannya, secara perlahan Siti menyadarkan masyarakat akan pentingnya cara hidup yang bersih dan sehat dengan menegakkan 5 pilar STBM. Kelima pilar tersebut yakni Stop Membuang Air Besar Sembarangan, membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun, mengelola Airminum rumah tangga, mengelola sampah rumah tangga, serta pengelolaan limbah rumah tangga.
Dalam upayanya menerapkan kelima pilar tersebut wanita yg juga pernah menjadi Kepala Dusun ini. Turun langsung ke tiap-tiap warga untuk menyosialisasikan tentang program tersebut.
Sebagai Kades dirinya juga melakukan interfensi melalui kebijakan anggaran seperti melakukan pembangunan 18 unit WC setiap tahunnya di tiap-tiap rumah. Hal ini dilakukan untuk mencegah warga melakukan BAB sembarangan, "karena hal itu merupakan sumber penyakit yg utama", ungkapnya dalam satu wawancara dengan KM Bali 1 Kamis, (8/2) lalu.
Disamping itu, terkait pengolahan Air Bersih, Desa Ranggo melalui APBDes tengah merencanakan pembangunan Pipa penyaluran air bersih sepanjang 1 kilometer menuju Desanya. Air tersebut nantinya akan memenuhi kebutuhan warga akan air bersih rumah tangga.
Lebih jauh lagi, Pembuatan Saluran Pembuangan Akhir Limbah (SPAL) di desa yang dipimpinnya sejak tahun 2015 itu telah mencapai 75 persen. Dan ditargetkan akan tuntas 100 persen pada tahun 2018 ini.
Dari segi pengolahan sampah, Desa ranggo kini tengah merencanakan akan melalukan pembebasan lahan yang nantinya akan digunakan sebagai Tempat Pembuangan Sampah akhir di Desa. Artinya, Desa Ranggo pada tahun 2018 ini akan memiliki tempat pembuangan sampah sendiri. Setelah dikumpulkan oleh kendaraan pengumpul sampah milik Desa yang sudah diadakan pada tahun sebelumnya, sampah-sampah tersebut lalu dibuang di TPA desa.
Sampah yang dibuang tentunya tidak akan dibiarkan begitu saja. Saat ini Pemerintah Desa Ranggo atas inisiatif Siti Sumarni. Telah menjalin kerja sama dengan para pemuda desa setempat yg juga tergabung dalam Yayasan sosial We Save. Yayasan ini menyediakan pendidikan keterampilan kepada warga khususnya para remaja usia sekolah dalam Berbahasa Inggris. Namun para pengajar yang memberikan keterampilan tersebut tidak dibayar dengan uang tunai melainkan dengan Sampah gelas dan plastik yang bisa didaur ulang. Setiap mendatangi tempat kurusus para remaja juga membawa kantongan yang berisi sampah untuk diserahkan kepada yayasan tersebut.
Atas kerja kerasnya ini, Desa Ranggo pada tahun 2017 lalu berhasil meraih pengharagaan peringkat satu sebagai Desa ramah lingkungan tingkat Kabypaten Dompu.
Tidak hanya itu, Desa ranggo juga pernah dikunjung oleh duta lingkungan dari Negeri Kaguru Australia yang ingin meninjau langsung kehidupan masyarakat Desa ranggo dalam menegakkan 5 pilar STBM.
"Harapan saya, warga terus mendukung Pemerintah Desa dalam mewujudkan desa yang sejahtera, bersih, dan sehat", tutur Siti Sumarni. [KM Bali 1]
Posting Komentar