Feryal Mukmin
Ketua MIO Nusa Tenggara Barat
Dompu, KMBali1.Com - Tudingan PT. Sumbawa Timur Mining (STM) yang menyatakan bahwa “sejumlah media online aktif menulis berita bohong” mendapat kecaman keras dari Ketua Media Independen Online (MIO) Nusa Tenggara Barat, Feryal Mukmin. Ia menilai tuduhan PT. STM tersebut sangat tidak etis, dan mencerminkan arogansi perusahaan yang anti terhadap kritik publik.
“Tudingan itu sangat berbahaya. PT STM seolah-olah sedang menjustifikasi bahwa semua kritik dari media online adalah kebohongan, tanpa menunjukkan bukti atau mekanisme klarifikasi. Ini bukan hanya penghinaan terhadap kerja jurnalistik, tapi juga pembungkaman terhadap hak publik untuk tahu,” tegas Feryal saat dimintai tanggapan oleh kmbali1.com, Selasa malam (17/6).
Pernyataan tersebut merespons pesan tertulis PT. STM sebelumnya yang menolak memberikan informasi lebih lanjut kepada media karena menilai ada media online yang dianggap menyebarkan berita bohong. Tudingan itu dijadikan alasan oleh pihak perusahaan untuk tidak menanggapi pertanyaan kritis terkait program CSR, perizinan tambang, hingga isu lain seputar aktivitas perusahaan.
Menurut Feryal, perusahaan sebesar PT. STM seharusnya memahami peran strategis pers dalam demokrasi dan pembangunan daerah, bukan malah menyebar stigma terhadap media yang kritis.
“Kalau ada berita yang tidak akurat, kan ada mekanisme hak jawab. Ada Dewan Pers, ada jalur pengaduan. Jangan dilabeli bohong hanya karena isinya tidak memuja perusahaan. Itu cara berpikir zaman kolonial,” kritiknya.
Feryal juga menilai bahwa keengganan STM memberikan informasi bukan semata-mata karena “berita bohong”, melainkan karena perusahaan tidak siap menghadapi transparansi. Padahal, dalam konteks wilayah seperti Dompu yang menjadi lokasi eksplorasi dan berdampak langsung terhadap masyarakat, setiap perusahaan wajib membuka informasi yang menyangkut publik.
“Soal CSR misalnya, Jika benar STM menyebut angka 239.781 sebagai penerima manfaat CSR, lalu menolak menjelaskan detailnya, itu justru memperkuat dugaan publik bahwa ada yang ditutup-tutupi. Bukan menjawab, malah menuduh. Ini praktik komunikasi korporasi yang buruk,” jelasnya.
Di tengah situasi ini, Feryal mengajak seluruh insan pers di Nusa Tenggara Barat, khususnya media-media online, untuk tetap bekerja secara profesional dan kritis. Ia mengingatkan agar tidak terprovokasi, namun terus menjaga integritas dan semangat kontrol sosial.
“Kami di MIO NTB akan mendampingi setiap media anggota yang merasa dirugikan secara etik dan hukum atas pernyataan sepihak seperti ini. Jika perlu, kami akan bersurat ke Dewan Pers untuk meminta atensi terhadap sikap perusahaan yang mengancam independensi pers,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa media tidak boleh tunduk pada tekanan kekuasaan atau pemodal. Justru dalam situasi inilah, kata Feryal, keberanian untuk menyuarakan kepentingan masyarakat harus dijaga.[KM02]
Posting Komentar