KM Bali 1-Sepinya aktifitas SPBU manggelewa milik Pemkab Dompu yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (Perusda)  Dompu, ternyata merupakan akibat dikuranginya kuota penjualan BBM oleh Perusda sendiri. Pengurangan kuota penjualan BBM ini menurut Direktur Perusda Dompu Nasrun Hanif terpaksa dilakukan untuk mengurangi kerugian yang dialami Perusda akibat terjadi kehilangan pada saat pendistribusian dari tangki mobil distribusi Pertamina ke Tangki penampungan SPBU.
Dengan dilakukannya pengurangan Kuota BBM ini oleh pihak Perusda,  SPBU hanya beraktifitas 1 hingga 2 hari saja dalam seminggunya. Pengurangan kuota dari awalnya sebesar 15.000 Liter menjadi 10.000 Liter ini dilakukan untuk menekan pembengkakan kerugian yang sudah lebih dari 1 tahun dialami oleh pihak Perusda akibat terjadinya kehilangan jatah setelah pemindahan dari tangki mobil distribusi ke Tangki SPBU.
“yang dimaksud kehilangan disini adalah misalnya pihak SPBU membeli BBM dari pertamina sebanyak 5000 Liter. Setelah dituang dari tanggki mobil distribusi ke tangki penampungan SPBU dan dijual ke masyarakat melalui dispenser, diperoleh kekurangan sebesar 500 Liter. Hal ini tentu saja menimbulkan kerugian bagi kami”, jelas Nasrun Hanif saat dikonfirmasi di kantornya kamis (18/9) baru-baru ini.
Melihat kerugian ini pihak Perusda tidak tinggal diam, pihaknya kemudian mengkonfirmasikan terjadinya kekurangan pendistribuasian kuota tersebut kepada Pertamina. Namun hingga saat ini pihak Perusda belum menemukan titik kesepahaman dengan pihak Pertamina sebagai distributor.
Namun saat ditanyakan kenapa hanya SPBU Perusda yang menjadi korban kehilangan kuota distribusi sedangkan Pertamina merupakan sebuah perusahaan yang memiliki hubungan dengan banyak SPBU, Nasrun Hanif mengaku tidak mengetahui.
Nasrun Hanif juga menampik dugaan adanya kecurangan pihak pengelola SPBU manggelewa sehingga mengakibatkan kerugian bagi pemerintah yakni pihak Perusda. Menurutnya, pengelola SPBU tidak memiliki celah sama sekali untuk mengurangi distribusi BBM karena peralatan yang digunakan di SPBU manggelewa tergolong peralatan canggih.”pengelola tidak mungkin bias melakukan penggelapan BBM sehingga terjadi kerugian karena tidak memiliki celah.peralatan yang kami gunakan disana tergolong canggih”, ungkap Nasrun yang juga hobi mengendarai motor terabas ini.
Diterangkannya, kehilangan jatah BBM ini ternyata sudah berlangsung sejak awal dan bias menapai lebih dari 20 porsen dari jumlah total kuota yang sebesar 15.000 Liter tersebut. Dari hilangnya kuota tersebut, hingga saat ini pihak perusda dikatakan Nasrun mengalami kerugian lebih dari 1 Miliyar rupiah.
Hingga berita ini diturunkan, Pihak Pertamina belum dimintai konfirmasinya terkait persoalan ini.[Oz]

Posting Komentar

 
Top