KM Bali 1, Woja-Aparat Gabungan dari TNI dan Polri terpaksa menyerahkan proses penyelenggaraan Jenazah kepada Keluarga meskipun sebelumnya, personil dari Gugus Tugas penanganan Covid 19 sudah menjelaskan bahwa Jenazah sudah positif terinveksi Virus Corona.

Sirnawa Karim [60thn], seorang yang dikenal sebagai tokoh agama di kalangan warga Dusun Buncu Utara Desa Matua Kecamatan Woja Kabupaten Dompu ini difonis positif terinveksi Virus Corona oleh RSUD Dompu. Hasil tes tersebut diketahui oleh keluarga setelah menerima kabar bahwa Sirnawa telah meninggal Dunia di RSUD Dompu.

Sebelumnya, Ahad, [20/9] sekitar pukul 02.00 wita dini hari, Pria yang merupakan seorang Guru Mengaji ini mengeluh sesak napas sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit. Dengan sigap, petugas kesehatan yang berjaga kemudian bertindak menangani Pasien. Selain itu Petugas juga melakukan SWAB terhadap Pasien yang dapat diketahui hasilnya setelah beberapa jam kemudian. 

Menurut Maman, S.Km, M.Kes PLT Kepala Dikes Dompu, RSUD Dompu memiliki fasilitas Tes Covid  secara cepat yang hanya dilakukan pada pasien dalam keadaan darurat saja. “ RSUD Dompu punya fasilitas Tes cepat, hasilnya bisa diketahui setelah 2 sampai 3 jam. Tapi hanya untuk pasien yang darurat saja”, ungkapnya.

Sekitar pada pukul 06.00 pagi, pasien dinyatakan meninggal dunia. Lepas beberapa menit kemudian keluarga pasien juga diinformasikan bahwa Pasien tersebut positif terjangkit Covid 19. Petugas juga menerangkan agar sebaiknya Jenazah Almarhum dikebumikan dengan menggunakan Protokol Covid 19. Keluarga kemudian memberitahukan informasi tersebut kepada keluarga lainnya di Kampung tempat tinggal pasien yang didengar juga oleh warga yang hadir melayat ke rumah almarhum Sirnawa. 

Tarik Ulur Dengan Warga

Sontak saja, karena tidak terima Tokoh dan panutan warga setempat divonis Covid 19, warga kemudian melakukan aksi blokir jalan Poros lintas Dompu Sumbawa selama hampir 5 jam lamanya dimulai dari sekitar pukul 07.00 wita pagi. Keluarga Almarhum serta warga lainnya di Desa Matua menuntut agar Jenazah Almarhum diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan seperti biasanya tanpa harus melibatkan Petugas dari Tim Penanganan Covid 19 Kabupaten Dompu.

Warga meyakini bahwa Almarhum Guru Ngaji yang aktif mengajar ratusan anak di kampungnya itu meninggal karena penyakit di bagian Dada yang sering dikeluhkannya selama 2 sampai 3 tahun terakhir ini. “jadi Pak Sirnawa ini sakitnya sudah menahun, sejak sebelum ada isu Corona ini, dan sudah sering keluar masuk rumah sakit”, ungkap Sam Firdaus, ST Kades Matua yang turut menenangkan massa yang memblokir jalan.

Sejumlah dialog sudah dilakukan yang melibatkan Kades setempat, Camat, Kapolsek, pihak Dikes, hingga Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid 19 pun  ikut turun langsung dalam menjelaskan kepada warga tentang pentingnya menerapkan protap Covid 19 pada proses Pemakaman Almarhum. Dalam dialog itu juga pihak keluarga diberikan tawaran untuk tetap terlibat dalam proses tersebut dengan mengenakan APD lengkap. Sayangnya dialog tetap tidak membuahkan hasil. Titik kesepahaman antara pemerintah dan warga tidak ditemukan.

Akhirnya, Tim Gabungan menyerah dan membawa jenazah pasien dengan ambulance yang dikawal ketat oleh personil gabungan dari TNI dan Polri. Selain ada yang melakukan pengawalan, beberapa Personil TNI mengenakan APD lengkap. Rencananya merekalah yang akan mengurus pemakaman jenazah Almarhum di Tempat Pemakaman Umum Desa Matua.

Sekitar pukul 12.15 wita siang, melihat kedatangan iring-iringan kendaraan yang membawa jenazah almarhum, warga kemudian segera membuka jalan dan mempersilahkan Ambulance yang mengangkut Jenazah untuk langsung menuju ke kediaman keluarga almarhum. 
Namun satu ambulance yang mengangkut para Personil militer yang mengenakan APD lengkap dihadang oleh kerumunan warga agar tidak dapat mengikuti mobil Jenazah. Bahkan karena warga tidak mengenali bahwa petugas yang mengenakan APD tersebut adalah aparat Gabungan TNI dan Polri, salah satu dari mereka ada yang dikabarkan terkena tendangan dari warga di bagian Paha. 

Karena kejadian ini, akhirnya para petugas gabungan penanganan Covid 19 Kabupaten Dompu terpaksa menyerahkan seluruh proses pemakaman jenazah kepada keluarga dan warga kampung setempat.

Berdasarkan pantauan langsung Media ini di lokasi kejadian, Almarhum kemudian dimandikan serta dimakamkan seperti biasa pada umumnya.

Waspadai Klaster Baru

Meski dengan terpaksa seluruh proses pemakaman telah diserahkan kepada keluarga, Sekretaris Gugus Tugas penanganan Covid 19 Kabupaten Dompu, karena terdorong oleh kekhawatiran akan munculnya klaster baru dalam penularan wabah berbahaya ini, Jufrin, ST menerjunkan beberapa petugasnya untuk melakukan penelusuran Kontak Fisik oleh para keluarga atau warga yang terlibat dalam penyelenggaraan Jenazah tersebut sehingga dapat diidentifikasi potensi penularan selanjutnya. “kami mau bilang apa lagi. Kami sudah berusaha meyakinkan bahwa pasien memang positif Covid, hasil tesnya sudah kami tunjukkan. Tapi tetap tidak mau terima. Jadi inisiatif kami hanya bisa menerjunkan petugas untuk melakukan tracking Contact untuk menjadi data kami menelusuri potensi penularan berikutnya”, ungkap Jufrin, ST.[Oz]

Posting Komentar

 
Top