Informasi dipublikasikan setiap tahun melalui DDA merupakan gambaran tentang kondisi daerah, sosial, ekonomi maupun budaya. Jika ingin mengetahui data pengangguran, data angkatan kerja dan data pariwisata, silahkan dikunjungi situs ini danengunduh produknya berupa Buku DDA.
Misalkan data statistik kunjungan Pariwisata Kabupaten Dompu dan data Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelum berkunjung di Produk DDA, silahkan berkunjung ke situs resminya Bps NTB.
Wartawan www.kmbali1.com, kembali menelusuri perkembangan data statistik Pariwisata Dompu tahun belakang ini. Penelusuran kali ini berkaitan dengan pengaruh festival Tambora. terhadap statistik Pariwisata Dompu?.
Berdasarkan penelusuran di website BPS Dompu, Buku Dompu Dalam Angka tahun 2022 tidak menunjukkan statistik kunjungan Pariwisata di Kabupaten Dompu. Tidak hanya tahun ini saja, data tersebut tidak tersaji dalam buku rilis resmi BPS itu sejak tahun 2018. Dari hasil penelusuran itu, awak Media kmbali1.com melakukan konfirmasi Kepala BPS Dompu, Isa, SE., MM, Rabu (8/06/2022) lalu di ruangan kerjanya.
Isa membenarkan bahwa 5 tahun terakhir ini pihaknya tidak bisa mengekspos data Pariwisata, lantaran adanya data yang belum rampung. Selain data itu, Bps juga meminta data pelengkap seperti Restoran atau rumah makan setiap Kecematan.
"Ketika kita minta datanya kepada sumbernya, banyak alasannya, masih nyari dan cari datanya bikin lama, sementara kita dituntut tepat waktu," akuinya.
Data statistik Kunjungan Pariwisata yang pernah disetor ke BPS, kata Isa, perlu dicrosscek dan diversifikasi ulang oleh sumber data. Jika data itu tidak valid maka data itu dikembalikan ke sumber data (Dinas Budpar_red).
"Sebelumnya pernah dikasih datanya dan kita kroscek, data itu perlu diversifikasi, karena kita tidak berani tampilkan data yang tidak benar. Akhirnya kita kirim kembali ke sumber datanya dari data tahun 2018 hingga 2021," bebernya.
Dirinya berharap semoga Instansi terkait memberikan datanya tepat waktu sesuai surat permohonan. Sebab data yang masuk melalui DDA itu secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kemajuan daerah Kab. Dompu.
Kepala Dinas Pariwisata Kab. Dompu, Ir. Abdul Muis, ditemui di Ruang kerjakannya, Kamis (9/07), membantah bahwa pihaknya enggan memberikan data-data tersebut. Menurutnya data-data itu, sudah disiapkan oleh Dinas Pariwisata. Jika beberapa tahun terakhir ini tidak disajikan atau dipublikasikan lewat DDA, itu terlalu fatal.
Data-data seperti kunjungan wisata, perhotelan, kata Abdul Muis, semuanya data itu ada. Bahkan dirinya juga mempertanyakan, kenapa beberapa tahun terakhir ini data ini tidak dipublis? Jika ada yang salah dari data yang sudah diberikan oleh pihaknya, silahkan koordinasikan atau berikan surat teguran.
Terkait Data Rumah Makan atau Restoran yang tersebar di setiap Kecematan, Lanjut Abdul Muis, tentu harus ada pemilahan. Dirinya kembali mempertanyakan, apakah data itu diambil dari Dinas yang mengeluarkan ijin atau Dinas Pariwisata.
"Kalau rumah makan atau restoran itu sumber datanya di Dinas Perdagangan atau Dinas Pariwisata?," tanyanya.
Menurutnya, data ini penting untuk kebutuhan daerah. Seharusnya pihak terkait jangan langsung mempublis, karena di Dinas Pariwisata ada tim yang melakukan evaluasi, tinggal bagaimana format yang telah sediakan oleh peminta data.
"Data-data itu ada semua di kantor, hal ini sebenarnya tidak serta merta menyalahkan satu pihak. Ini kan sinergitas dengan pemerintah dan ini milik kita semua," pintahnya.
Sementara itu, Abdul Muis juga menjelaskan tujuan festival Tambora digelar adalah untuk mempromosikan wisata pegunungan kelas dunia. Di samping itu juga kita mempromosikan destinasi wisata disekitarnya. Setelah festival ini digelar apakah berpengaruh terhadap kunjungan wisata, menurutnya festival Tambora ini sudah mendunia. Hanya saja data pengunjung itu, dia menyarankan silahkan dicek di Balai Taman Nasional Gunung Tambora.
Event yang baru digelar ini, katanya memiliki dampak sosial, ekonomi. Bukan hanya sekedar kegiatan seremonial belaka. Namun kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap sosial, seperti masyarakat menikmati hiburan. Jadi salah satu kewajiban pemerintah harus menyiapkan sarana dan prasarana itu.
"Acara ini bukan hanya berdampak secara ekonomi akan tetapi berdampak secara sosial." pungkasnya.
Berdasarkan rilisan Bps NTB tahun 2022 ini, Keadaan statistik Pariwisata NTB mengalami fluktuasi baik di Tingkat Hunian Kamar (TPK), Rata-rata Lama Menginap (RLM) maupun Tamu yang menginap di Hotel. Diantara rilisannya, Bulan Maret hingga April 2022 yakni Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang Bulan April tercatat sebesar 15,27 persen, turun sebesar 23,16 poin dibandingkan Bulan Maret yang sebesar 38,43 persen. TPK Bulan April 2022 juga mengalami penurunan sebesar 11,77 poin jika dibandingkan dengan TPK April 2021 sebesar 27,04 persen.
Sementara TPK Hotel Non Bintang Bulan April sebesar 12,97 persen, turun sebesar 10,78 poin dibanding TPK Bulan Maret 2022 sebesar 23,75 persen. Jika dibandingkan bulan april 2021 sebesar 12,63 persen, maka TPK April 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,34 poin.
Jumlah tamu yang menginap di Hotel Bintang pada Bulan April Tahun 2022 tercatat 27.498 orang, yang terdiri dari 26.352 tamu dalam Negeri atau 95,83 persen. Tamu luar Negeri sebanyak 1.146 orang atau 4,17 persen.
Sementara tamu yang menginap di Hotel Non Bintang pada Bulan April 2022 tercatat sebanyak 34.585 orang yang terdiri dari 33.827 orang Tamu Dalam Negeri (97,81 persen) dan 758 orang Tamu Luar Negeri (2,19 persen).(As)
Posting Komentar